Ada seorang ibu curhat tentang ujian sekolah anaknya yang masih kelas 1 SD.
Begini emailnya...
from : ruth widiastuti
to : IGI
date : Tue, Oct 19, 2010 at 8:52 AM
subject : [IGI] Serba-serbi soal PKn SD kelas 1
Sekedar berbagi, beberapa soal yang saya temui di soal UTS PKN kelas 1 SD (bukan SMP atau SMA , sayangnya :) )
1. Yang harus bekerja mencari nafkah adalah ..
a. ibu b. ayah c. kakek
(my daughter's response : 'bunda, mencari nafkah itu apa? Oh bekerja.. kalau
gitu jawabannya ada dua ya? Kan bunda dan papa kerja ' hahhaha)
Berikut adalah soal essay
2. Yang bertugas mengatur rumah tangga adalah .... (anak saya lagi-lagi
bertanya 'bunda' rumah tangga' itu apa ? )
and here is my favourite :
3. Merapikan tempat tidurku adalah ..... (jawaban anak saya 'membantu orang tua'
dan disalahkan oleh gurunya yang betul 'membantu saya sendiri' . Anak saya
protes karena setiap kali saya bilang 'Tolong bunda ya , rapikan tempat tidurmu
sendiri' nah lho!
Salam membuat soal!
Ruth
Nah bingung kan?
Coba aja lihat soal nomer 1 dan nomer 3.
Jaman sekarang sudah berubah, tapi kenapa pendidikan kita masih seperti "doktrin" dan anak tidak diajak berfikir kreatif...
Ada lagi soal begini,
from : Dhitta Puti SarasvatiLah jaman sekarang kan warna buah udah macem-macem,
to : ikatanguruindonesia@yahoogroups.com
date : Tue, Oct 19, 2010 at 9:02 AM
subject : Re: [IGI] Serba-serbi soal PKn SD kelas 1
Wah baru saja teman saya curhat kemarin. PR adiknya :
Apa warna jambu?
a. Merah b. Hijau c. Kuning
Dan adiknya menjawab hijau, tetapi disalahkan. Kata gurunya seharusnya merah.
Lalu di pelajaran IPS kelas 2 SD pertanyaannya:
Sebutkan kolom-kolom yang ada di kartu keluarga!
Jambu tidak selalu harus merah...
Pertanyaannya juga kurang spesifik, jambu apa? berbeda jenis jambu bisa berbeda warnanya...
Coba baca-baca link ini...
http://matasemesta.multiply.com/journal/item/85/NASKAH_SOAL_BAHASA_INGGRIS_ULANGAN_UMUM_NGAWUR
Nah bagaimana bisa wana apel harus merah?
Apel kadang ada yang warna hijau, agak kekuningan, dsb...
Anak mana tahu apel di gambar soal tersebut warnanya merah? Lembar soalnya saja hanya dicetak pakai tinta warna hitam.
Dulu saya juga sering disalahin kalau jawab seperti itu.
Tapi dulu saya memang agak konyol dalam mempertahankan pendapat, dan akhirnya guru-guru saya mengalah dan mengakui bahwa saya ada benarnya juga.
Saya kira sekarang jaman sudah berubah, ternyata belum berubah 100%.
Coba lihat lagi soal yang ini...
Konyol juga tuh...
Lihat deh gambarnya, wajar donk kalau si anak menjawab kasih sayang seorang pembantu.
Mungkin ibu-nya adalah seorang ibu yang modis, dan dandananya rapih, sedangkan yang berpakaian seperti itu dirumahnya adalah pembantunya.
Seharusnya wajar saja kalau si anak menjawab kasih sayang seorang pembantu.
Yang tidak wajar dan patut disalahkan yaitu jika anak menjawab kasih sayang seorang ayah.
Betul nggak?
Saya belum menikah dan belum punya anak. *punya pacar aja belum... hahaha...
Saya belum tahu juga rasanya mendidik anak.
tapi saya khawatir jika pendidikan di indonesia seperti ini terus, generasi kita akan susah bersaing karena tidak dilatih untuk berfikir kreatif dan sesuai dengan lingkungan, minat, dan perkembangan jaman dimana dia hidup...
Semua soal rasanya harus diselesaikan dengan "jalan/ cara" yang sudah ada (baku).
Jika si anak menjawab dengan "alternatif" lain dan menyimpang dari kunci jawaban soal ujian, maka jawaban anak akan disalahkan.
Ibaratnya kalau dari jakata ke bandung harus lewat tol cipularang, maka jawaban lainnya seperti lewat jalur puncak, sukabumi, atau purwakarta akan disalahkan. Padahal jawaban alternatif tersebut juga bisa sampai ke bandung.
Bayangkan kalau tol cikampek macet total, sedangkan jalur lainnya tidak?
Apakah harus tetap lewat cipularang untuk sampai ke bandung?
Nggak kreatif kan?
Sedangkan generasi lainnya (dari negara lain yang merupakan pesaing dia) dididik secara kreatif...
Tidak heran kalau jumlah "orang jenius" di indonesia tidak begitu banyak, lah dari saat dia masih kecil mayoritas dididiknya seperti itu
Coba bayangkan mental anak tersebut. Meskipun sebenarnya jawaban dia juga benar, tapi dia akan menjadi anak yang tidak berani berkreasi meskipun dia benar (karena takut salah, dsb).
Ambil contoh kasus warna apel, anak di doktrin warna apel adalah merah. Sedangkan ilmuwan pertanian jaman sekarang sudah maju, warna buah bisa dibuat bervariasi dengan rekayasa genetika...
Mungkinakah indonesia menjadi bangsa yang kreatif kalau pendidikan kita terus seperti ini?
Apakah mungkin warga dunia menjadi ingin (bahkan berebutan) untuk bersekolah di indonesia atau sebaliknya (orang-orang indonesia yang lebih memilih sekolah ke luar negeri?)
Kita sudah bisa menerka jawabannya....
Saya tidak menyalahkan (mengkambing hitamkan) sistem pendidikan kita,
tulisan ini hanya dibuat untuk renungan saja (khususnya bagi saya pribadi) agar kita bisa berkaca dan mencari solusi dan terlibat untuk memperbaiki pendidikan kita demi masa depan generasi kita...
Semoga masa depan Indonesia bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang... amin...
Mari bergerak dan berubah mulai dari sekarang...
Sumber artikel dan foto:
ikatanguruindonesia@yahoogroups.com
http://matasemesta.multiply.com/