Banyak rekan-rekan yang mungkin masih bingung dengan istilah BUSI RACING, BUSI PANAS, atau BUSI DINGIN?
Yuk kita bahas...
Peskipun ukurannya serupa, tapi biasanya busi dibuat beberapa type berdasarkan cepat atau lambatnya dia bisa melepas panas.
Ada berapa type?
biasanya pabrik membuat paling sedikit dua type.
Apa saja?
Yaitu busi yang mudah melepas panas dan busi yang lambat melepas panas.
Busi yang mudah melepas panas biasa kita sebut busi dingin.
Orang bengkel biasa menyebutnya busi RACING...
Sedangkan busi yang lambat melepas panas kita sebut busi panas.
Perhatikan gambar berikut:
Sumber gambar: http://www.howstuffworks.com/ignition-system2.htm
Busi panas dan busi dingin (racing) perbedaannya terletak di rendah atau tingginya keramik dekat elektroda positif busi.
Busi PANAS memiliki keramik yang lebih dalam, sehingga bagian keramik busi yang bisa melepaskan panas ke area drat busi lebih sedikit.
Kebalikannya,
Busi DINGIN (RACING) memiliki keramik yang lebih dangkal, sehingga bagian keramik busi yang melepaskan panas ke area drat busi lebih luas (lebih banyak).
Kira-kira seperti itu...
Busi Normal/ Sedang itu busi apaan?
Busi normal yah biasanya diantara busi panas dan busi dingin.
Normal atau tidaknya biasanya ditentukan oleh pabrik pembuat kendaraan.
Pabrik pembuat kendaraan biasanya sudah memasang busi normal pada kendaraan yang dijual.
Secara awam, jika kita ingin mengetahui angka normal busi kita, lihatlah ke buku pedoman pemilik kendaraan yang kita miliki. Type busi yang tertera di buku tersebut kita anggap sebagai busi Normal.
Nah jika kita butuh busi panas atau busi dingin, kita mencari patokan ke angka busi normal.
Si busi normal pakai heat range berapa? baru deh kita bisa tentukan dinginnya di nomer berapa dan panasnya di nomer berapa...
Masih bingung?
Nih,
Saat mesin bekerja, busi meloncatkan api busi untuk membakar campuran bahan bakar yang ada di ruang bakar.
Tempat melompatnya api busi itu (elektroda positif) menjadi sangat panas.
maka keramik yang berada di sekitar elektroda positif tersebut menjadi tempat melepaskan panas busi.
Panas busi dibuang/ ditransfer ke blok mesin.
*meskipun blok mesin panas juga, tapi elektroda positif busi lebih panas (sumber api nih bos...)
Kapan kita butuh busi dingin (racing)?
Kita butuh busi dingin jika dirasa mesin kita over panas (sangat panas dari keadaan normal).
*misalnya mesin sudah dimodifikasi, dinaikkan kompresi, dsb sehingga mesin lebih panas dari normal.
Busi kalau terlalu panas juga istilahnya bisa overheat dan jadi ngaco kerjanya atau bahkan rusak.
Makanya kita butuh busi dingin agar busi bisa bekerja dengan normal...
Busi dingin bisa melepas panas lebih cepat, sehingga busi tidak kepanasan
Kalau kalau busi Panas itu gimana?
Busi panas di rancang lebih lambat melepas panas. Sehingga busi ini lebih lama menyimpan panasnya... (kebalikannya busi dingin)
Jika kita pakai busi dingin (racing) untuk keperluan sehari-hari yang pada dasarnya si mesin tidak bekerja terlalu extrim (panas sekali), maka akan sia-sia saja.
Kenapa?
Busi dingin (racing) mudah sekali melepas panas,
saat kita menghidupkan mesin pertama kali (pagi-pagi), busi dingin (racing) baru mulai panas eh panasnya udah dibuang lagi... jadi memanaskan mesin terasa lebih lambat/ susah.
Selain itu, busi dingin (racing) jika tidak mancapai panas ideal pembakaran, dia akan tidak sempurna meloncatkan api busi.
Api busi yang tidak sempurna akan mengakibatkan pembakaran pun tidak sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna akan menyebabkan residu/ lapisan kerak pada ruang bakar.
Residu ini juga akan menutupi kepala busi. Kepala busi pun akan kotor.
Kepala busi yang kotor akan membuat busi tertahan kinerjanya dan jika panas busi tidak mencapai panas ideal juga akan membuat busi susah membersihkan diri (merontokkan residu di kepala busi/ self cleaning).
Makanya banyak kejadian pakai busi racing untuk harian kok umurnya pendek...
Hehehe...
Salain itu,
busi jika terlalu panas bisa membuat elektroda menjadi membara (menyala merah seperti besi yang dipanaskan), jika elektroda sampai membara, maka api busi belum timbul pun si bahan bakar sudah bisa terbakar sendiri.
Disinilah terjadi knocking (detonasi/ngelitik).
Sebaliknya, jika menggunakan busi panas untuk keperluan balap.
Busi panas akan cepat mati karena busi tidak sanggup menerima panas terus-terusan lebih dari suhu ideal kerjanya...
bahkan yang paling extrim mungkin kepala busi akan hancur atau bahkan meleleh...
Bisa dilihat di NGK Tech Support - Spark Plugs Overview
Begini kira-kira kondisi busi di mesin...
Jika kepanasan yah jadi terlalu kering...
Jika kedinginan dia malah banyak kotoran dan menutupi elektroda busi sehingga percikan api busi akan makin sulit dihasilkan.
Kira-kira seperti itulah penjelasannya,
kita pilih busi sesuai kebutuhan dan kondisi pengendaraan kita,
jika butuh untuk pemakaian sehari-hari, busi heat range standar bawaan pabrik sudah cukup.
jika butuh untuk arena balap atau karena mesin sudah dimodifikasi, yah pakai busi yang lebih dingin.
Jika memang kita gunakan kendaraan hanya untuk ke warung dekat rumah, atau misalnya kita punya kendaraan yang hanya buat dipajang/ koleksi, maka pakai busi yang heat range panas saja.
Bagaimana menentukan busi panas atau dingin?
Tiap pabrikan busi punya penomoran sendiri-sendiri
Denso,
angka makin besar, dia makin dingin
Misalnya :
Denso U20FS-U : panas
Denso U22FS-U : standard/ normal
Denso U24FS-U : dingin
Autolite,
angka makin besar, dia makin panas.
Misalnya :
Autolite 4162 : dingin
Autolite 4163 : sedang/normal
Autolite 4164 : panas
NGK,
angka makin besar, sia makin dingin
Misalnya :
NGK C6HSA : panas
NGK C7HSA : standard/ sedang
NGK C8HSA : dingin
Yuk kita bahas...
Peskipun ukurannya serupa, tapi biasanya busi dibuat beberapa type berdasarkan cepat atau lambatnya dia bisa melepas panas.
Ada berapa type?
biasanya pabrik membuat paling sedikit dua type.
Apa saja?
Yaitu busi yang mudah melepas panas dan busi yang lambat melepas panas.
Busi yang mudah melepas panas biasa kita sebut busi dingin.
Orang bengkel biasa menyebutnya busi RACING...
Sedangkan busi yang lambat melepas panas kita sebut busi panas.
Perhatikan gambar berikut:
Sumber gambar: http://www.howstuffworks.com/ignition-system2.htm
Busi panas dan busi dingin (racing) perbedaannya terletak di rendah atau tingginya keramik dekat elektroda positif busi.
Busi PANAS memiliki keramik yang lebih dalam, sehingga bagian keramik busi yang bisa melepaskan panas ke area drat busi lebih sedikit.
Kebalikannya,
Busi DINGIN (RACING) memiliki keramik yang lebih dangkal, sehingga bagian keramik busi yang melepaskan panas ke area drat busi lebih luas (lebih banyak).
Kira-kira seperti itu...
Busi Normal/ Sedang itu busi apaan?
Busi normal yah biasanya diantara busi panas dan busi dingin.
Normal atau tidaknya biasanya ditentukan oleh pabrik pembuat kendaraan.
Pabrik pembuat kendaraan biasanya sudah memasang busi normal pada kendaraan yang dijual.
Secara awam, jika kita ingin mengetahui angka normal busi kita, lihatlah ke buku pedoman pemilik kendaraan yang kita miliki. Type busi yang tertera di buku tersebut kita anggap sebagai busi Normal.
Nah jika kita butuh busi panas atau busi dingin, kita mencari patokan ke angka busi normal.
Si busi normal pakai heat range berapa? baru deh kita bisa tentukan dinginnya di nomer berapa dan panasnya di nomer berapa...
Masih bingung?
Nih,
Saat mesin bekerja, busi meloncatkan api busi untuk membakar campuran bahan bakar yang ada di ruang bakar.
Tempat melompatnya api busi itu (elektroda positif) menjadi sangat panas.
maka keramik yang berada di sekitar elektroda positif tersebut menjadi tempat melepaskan panas busi.
Panas busi dibuang/ ditransfer ke blok mesin.
*meskipun blok mesin panas juga, tapi elektroda positif busi lebih panas (sumber api nih bos...)
Kapan kita butuh busi dingin (racing)?
Kita butuh busi dingin jika dirasa mesin kita over panas (sangat panas dari keadaan normal).
*misalnya mesin sudah dimodifikasi, dinaikkan kompresi, dsb sehingga mesin lebih panas dari normal.
Busi kalau terlalu panas juga istilahnya bisa overheat dan jadi ngaco kerjanya atau bahkan rusak.
Makanya kita butuh busi dingin agar busi bisa bekerja dengan normal...
Busi dingin bisa melepas panas lebih cepat, sehingga busi tidak kepanasan
Kalau kalau busi Panas itu gimana?
Busi panas di rancang lebih lambat melepas panas. Sehingga busi ini lebih lama menyimpan panasnya... (kebalikannya busi dingin)
Jika kita pakai busi dingin (racing) untuk keperluan sehari-hari yang pada dasarnya si mesin tidak bekerja terlalu extrim (panas sekali), maka akan sia-sia saja.
Kenapa?
Busi dingin (racing) mudah sekali melepas panas,
saat kita menghidupkan mesin pertama kali (pagi-pagi), busi dingin (racing) baru mulai panas eh panasnya udah dibuang lagi... jadi memanaskan mesin terasa lebih lambat/ susah.
Selain itu, busi dingin (racing) jika tidak mancapai panas ideal pembakaran, dia akan tidak sempurna meloncatkan api busi.
Api busi yang tidak sempurna akan mengakibatkan pembakaran pun tidak sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna akan menyebabkan residu/ lapisan kerak pada ruang bakar.
Residu ini juga akan menutupi kepala busi. Kepala busi pun akan kotor.
Kepala busi yang kotor akan membuat busi tertahan kinerjanya dan jika panas busi tidak mencapai panas ideal juga akan membuat busi susah membersihkan diri (merontokkan residu di kepala busi/ self cleaning).
Makanya banyak kejadian pakai busi racing untuk harian kok umurnya pendek...
Hehehe...
Salain itu,
busi jika terlalu panas bisa membuat elektroda menjadi membara (menyala merah seperti besi yang dipanaskan), jika elektroda sampai membara, maka api busi belum timbul pun si bahan bakar sudah bisa terbakar sendiri.
Disinilah terjadi knocking (detonasi/ngelitik).
Sebaliknya, jika menggunakan busi panas untuk keperluan balap.
Busi panas akan cepat mati karena busi tidak sanggup menerima panas terus-terusan lebih dari suhu ideal kerjanya...
bahkan yang paling extrim mungkin kepala busi akan hancur atau bahkan meleleh...
Sumber gambar : http://www.sae.org/mags/aei/SAEWC/8152
Bisa dilihat di NGK Tech Support - Spark Plugs Overview
Begini kira-kira kondisi busi di mesin...
Sumber gambar: http://www.ngksparkplugs.com
Jika kepanasan yah jadi terlalu kering...
Jika kedinginan dia malah banyak kotoran dan menutupi elektroda busi sehingga percikan api busi akan makin sulit dihasilkan.
Kira-kira seperti itulah penjelasannya,
kita pilih busi sesuai kebutuhan dan kondisi pengendaraan kita,
jika butuh untuk pemakaian sehari-hari, busi heat range standar bawaan pabrik sudah cukup.
jika butuh untuk arena balap atau karena mesin sudah dimodifikasi, yah pakai busi yang lebih dingin.
Jika memang kita gunakan kendaraan hanya untuk ke warung dekat rumah, atau misalnya kita punya kendaraan yang hanya buat dipajang/ koleksi, maka pakai busi yang heat range panas saja.
Bagaimana menentukan busi panas atau dingin?
Tiap pabrikan busi punya penomoran sendiri-sendiri
Denso,
angka makin besar, dia makin dingin
Misalnya :
Denso U20FS-U : panas
Denso U22FS-U : standard/ normal
Denso U24FS-U : dingin
Autolite,
angka makin besar, dia makin panas.
Misalnya :
Autolite 4162 : dingin
Autolite 4163 : sedang/normal
Autolite 4164 : panas
NGK,
angka makin besar, sia makin dingin
Misalnya :
NGK C6HSA : panas
NGK C7HSA : standard/ sedang
NGK C8HSA : dingin
Klo kita touring, 200 km dengan kecepatan 100 kmpj, cocok pakai busi dingin atau panas?
BalasHapusHmm...
BalasHapusKalo touringnya di cuaca hujan, kan dingin tuh...
Kayaknya busi standar cukup...
Tapi kalo geber terus, dan cuaca panas, pasti mesin lebih panas lagi...
Pake busi lebih dingin dari normal bisa...
Misalnya,
seorang pengendara honda supra biasa pake denso U22FS-U,
lalu kita pakai U24FS-U untuk touring kebut-an... Nah bisa nih...
*Denso kan makin gede angkanya makin menunjukkan itu busi dingin...
kalau busi TDR Twin Iridium (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4899617) tergolong ke busi panas atau dingin ya? saya cuma mau menyempurnakan pengapian, tapi buat harian..
BalasHapusWah saya belum dapet penjelasan tentang spek TDR twin iridium...
BalasHapus*maksudnya tentang cara baca kode busi TDR.
mas kalo untuk pemakaian harian, jarak tempuh sekitar 80 km, kcptn rata2 sktr 90 km/j, cocoknya pake busi apa? (satria fu 150)
BalasHapuswaow... keren ulasannya. Info semacam ini penting untuk pemula seperti saya. Semangat menulis terus ya!
BalasHapus@ faizal21 x:
BalasHapuspakai busi standarnya satria (yang beli di bengkel resmi) cukup...
@ soer :
thx, saya hanya kendala masalah waktu saja yang kurang karena jadwal kesibukan dan aktifitas saya yang saya rasa agak padat. tapi saya tetap berusaha menulis dan berbagi.
Mohon dikoreksi juga artikel yang saya tulis, karena saya juga belajar dan mencari yang terbaik... :)
Thank"s Bgt... tas infonya brmanfaat sekali bg pemula sperti sya...
BalasHapus@Farid Mahfudz:
BalasHapusThx juga om... Kita saling berbagi info saja biar indonesia makin pinter...
Hahahaha... :)
Klo harga busi STD satria FU di daeler resmi brapaan ya gan?
BalasHapusTakutnya di mahalin,,, :D